Kamis, 11 Desember 2008

Rupiah Cari Keseimbangan Baru


JAKARTA, KAMIS — Rupiah Kamis (11/12) pagi agak melemah setelah dalam beberapa hari terakhir terus menguat. Rupiah berada di posisi beli Rp 10.950 per dollar AS dan jual Rp 11.050 per dollar AS.

"Penurunan rupiah saat ini karena mata uang Indonesia sedang mencari titik keseimbangan baru yang berkisar antara Rp 10.500 dan Rp 11.000 per dollar AS," kata Direktur Utama PT Financorpindo Nusa Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, rupiah masih mencari bentuk, belum stabil meski ada isu positif dari internal bahwa Indonesia akan mendapat pinjaman baru dari Bank Dunia. "Namun, sentimen positif itu tidak dapat menggerakkan rupiah menguat, bahkan terkoreksi karena pelaku kembali memburu dollar AS setelah merosot tajam," katanya.

Rupiah sebelumnya terpuruk hingga di atas level Rp 12.300 per dollar AS, tetapi isu bahwa Pemerintah AS akan mempersiapkan dana talangan untuk mengurangi krisis keuangan AS memberikan kepercayaan masyarakat ekonomi AS akan tumbuh lebih baik.

Menurut Edwin Sinaga, rupiah akan kembali tertekan karena menjelang akhir tahun ini pelaku pasar sedang mempersiapkan diri dengan kembali membeli dollar AS bagi orang yang ingin berlibur ke luar negeri.

"Selain itu, banyak perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan impor harus segera membeli dollar AS untuk memenuhi kebutuhannya," kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan meski rupiah terpuruk, posisinya masih di bawah level Rp 11.000 per dollar AS. Hal ini terjadi karena BI masih aktif memantau pergerakan rupiah lebih jauh. "Kami akan masuk pasar apabila rupiah memang memerlukan BI untuk intervensi untuk mendukung penguatan mata uang lokal itu," katanya.

Apalagi BI juga memantau pergerakan bank-bank asing yang ada di dalam negeri agar mereka tidak berspekulasi lebih jauh terhadap dollar AS sehingga arus dollar AS yang masuk dan keluar dapat dipantau lebih jauh.

"Sekalipun kebutuhan dollar AS di pasar global sangat tinggi, dengan dibatasinya pergerakan jual beli dollar AS di pasar domesik akan membuat pergerakan kedua mata uang itu berada dalam kisaran sempit," ucapnya.


sumber : kompas.com

1 komentar: